Sejarah
Zaman dahulu kala Desa Budo berupa Hutan. Suatu ketika datang dua orang suami istri yang berarsal dari Desa Koili, kemudian mereka memiliki seorang anak perempuan yang berkulit putih dan berambut pirang yang diberi nama Budo, sejak itu nama Desa Budo di ambil dari anak perempuan ini yang berasal dari Koili. Lama kelamaan sepasang suami istri dan anak tersebut pergi meninggalkan tempat ini kemudian tempat ini menjadi lahan perkebunan dari masyarakat Desa Budo. Waktu demi waktu terus berjalan, perkebunan ini kemudian menjadi satu perkampungan atau Dusun yang di namai Dusun Budo. Pada tahun 1950 warga perkampungan mulai bertumbuh dan mulai hidup mandiri, kemudian warga pun mulai bertambah banyak dan akhirnya pada tahun 1965 ada Bapak yang bernama Yohanis Pinamangung. Dengan dibantu oleh beberapa temannya berjuang memisahkan perkampungan ini dari Desa Budo dengan tujuan untuk berdiri sendiri dan ingin berpisah dari Desa Budo, dan membentuk satu perkampungan yang terdiri dari dua dusun atau jaga yang dinamai perkampungan Desa Budo. Juga pada tahun yang sama Bapak Yohanis Salaeng menjabat sebagai Hukum Tua Desa Budo yang pertama, dan dalam masa jabatan beliau akhirnya berkembang menjadi tujuh Hukum Tua yang terdiri dari :
- Bpk. Yohanis Salaeng
- Bpk. Aser Kagiling
- Bpk. Erens Pianaung
- Bpk. Welly Taidi
- Bpk. Wem Kagiling
- Bpk. Zet Lintogareng
- Ibu. Bertji Salindeho
- Bpk. Hani Lorens Singa
- Ibu. Lisbet Lintogareng - sekarang